Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi

 

LARANGAN MEMBAWA MOTOR KESEKOLAH

Pada suatu hari Chastine izin kepada orang tuanya untuk mengendarai motor ke sekolah. Chastine menghampiri Ibunya yang sedang memasak di dapur, lalu Chastine membantu Ibunya agar mendapat izin untuk mengendarai motor ke sekolah. Sambil Chastine membantu ibunya memasak, Chastine cerita kalau kakaknya selalu bikin Chastine telat karena kakaknya bangun siang.

“Lagi apa ma?” Tanya Chastine.

“Lagi masak, kenapa?” Jawab Ibu.

“Sini aku bantuin ma.” Ucap Chastine.

“Ya udah tugas kamu potong wortel aja.” Ucap Ibu sambil tersenyum.

“Oke ma, siap.” Jawab Chastine.

“Tumben kamu mau bantuin, ada apa? Pasti ada maunya.” Jawab Ibu kepada Chastine.

“Hehe tau aja ma. Jadi gini, aku pengen deh bawa motor kesekolah.” Jawab Chastine dengan sedikit tertawa.

“Kenapa tiba-tiba? Sama kakak juga sudah enak kan?” Tanya Ibu sambil bingung.

“Aku tiap sama kakak pasti telat mulu, dia kan selalu bangun siang, aku sering kena hukum.”       Jawab Chastine.

“Tapi kamu kan belum punya SIM, gimana Nak? Bahaya juga buat kamu.” Ucap Ibu.

“Aku kan sudah bisa mengendarai motor mah.” Jawab Chastine.

“Iya, tapi tetap saja kamu harus punya SIM, kalau kamu kena tilang sama polisi gimana?” Saut   Ibu sambil bertanya.

“Bentar lagi kan aku ulang tahun ke-17, udah boleh bawa motor dong ma.” Ucap Chastine          sambil murung.

“Yasudah tunggu kamu udah ulang tahun aja.” Jawab Ibu.

“Tapi kalau aku sama kakak telat terus gimana dong?” Tanya Chastine dengan sedih.

“Mama akan suruh kakak untuk bangun lebih pagi dan bersiap-siap dengan cepat, gimana?”       Tanya Ibu.

“Yasudah deh ma, tapi kalo aku telat sekali lagi mama harus kasih aku izin mengendarai motor   ke sekolah ya?” Tanya Chastine dengan tersenyum.

“Iya deh iya, pasrah mama.” Jawab Ibu dengan pasrah.

“Yeyy, makasih ma!” ucap Chastine dengan senang hati.      


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Negosiasi dalam Bentuk Dialog